PERKEMBANGAN
SITUASI POLITIK DAN KENEGARAAN INDONESIA DI AWAL KEMERDEKAAN
Pada
dasarnya, perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada awal
kemerdekaan sangat dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta dikeluarkannya
Maklumat Politik 3 November 1945 oleh wakil Presiden Moh. Hatta. Isi maklumat
tersebut menekankan pentingnya kemunculan partai-partai politik di Indonesia.
Partai politik harus muncul sebelum pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat
yang dilangsungkan pada Januari 1946.
·
Keragaman Ideologi Partai Politik di Indonesia
Maklumat
Politik 3 November 1945, yang dikeluarkan oleh Moh. Hatta, hadir sebagai sebuah
peraturan dari pemerintah Indonesia yang bertujuan mengakomodasi suara rakyat
yang majemuk. Akibatnya, munculah partai-partai politik dengan berbagai
ideologi. Partai-partai politik tersebut mempunyai arah dan metode pergerakan
yang berbeda-beda.
Di antaranya adalah partai politik berhaluan nasionalis, yaitu PNI penggabungan
dari Partai Rakyat Indonesia, Serikat Rakyat Indonesia, dan Gabungan Republik
Indonesia yang berdiri pada 29 Januari 1946, dipimpin oleh Sidik Djojosukaro.
Kemunculan partai-partai berhaluan sosialis-komunis pada walnya merupakan
bentuk pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Namun, seiring perkembangannya,
partai ini menerapkan cara revolusioner yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat Indonesia.
Hubungan
antara KNIP dan Lembaga Pemerintahan
Dilatarbelakangi oleh berbagai situasi negara yang genting, seperti keadaan
Jakarta di awal 1946, yang sangat rawan oleh teror dan intimidasi pihak asing ,
mengharuskan para petinggi bangsa untuk memindahkan ibu kota negara ke
Yogyakarta pada 4 Januari 1946 untuk sementara waktu.
Pada
dasarnya, posisi wewenang KNIP dikukuhkan melalui Maklumat X, 16 Oktober 1945,
yang memberikan kuasa legislatif terhadap badan tersebut. Dengan maklumat itu,
KNIP yang dibentuk pada 22 Agustus 1945, berposisi seperti layaknya Dewan
Perwakilan Rakyat untuk sementara waktu sebelum dilaksanakannya pemilihan umum
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang sebenarnya. Tugas Komisi
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) adalah membantu dan menjadi pengawas kinerja
presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan. KNIP mempunyai kuasa untuk
memberikan usulan kebijakan kepada presiden dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan. Sementara itu, Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) bertugas
untuk membantu dan mengawasi jalannya kinerja pemerintahan di tataran lebih
rendah daripada presiden, seperti gubernur dan bupati.
Hubungan
antara Keragaman Ideologi dan Pembentukan Lembaga Kepresidenan
Terdapatnya keragaman ideologi yang terbagi ke dalam golongan nasionalis,
agama, dan sosialis-komunis pada era awal kemerdekaan ternyata mengandung
implikasi yang signifikan terhadap struktur kepemimpinan negara. Perubahan
otoritas KNIP dan munculnya berbagai partai politik di Indonesia menjadi dua
katalisator utama terhadap perubahan struktur kekuasaan pemerintahan. Naiknya
Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri Indonesia juga memiliki andil dalam
perubahan itu.
Lembaga kepresidenan sendiri telah dibentuk pada 2 September 1945, pada
kesempatan itu, Presiden Soekarno membentuk susunan kabinet sebagai pelaksana
eksekutif dari lembaga kepresidenan Indonesia. Hal itu merupakan manifestasi
dari penguatan lembaga kepresidenan untuk dapat melaksanakan tugas negara
dengan optimal.
Susunan
kabinet yang dibentuk pada 2 September 1945, pada dasarnya, mencerminkan
komposisi yang mewakili keragaman ideologi di Indonesia. Meskipun partai-partai
politik baru bermunculan, setelah dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945,
kondisi keragaman ideologi ini telah berperan besar dalam susunan lembaga
kepresidenan negara.